Senin, 07 April 2014 | By: Unknown

Kenapa Saya (Ikut) Mendukung Drs. H. A. Gaffar Patappe untuk DPR RI?

Bagi saya ini hal yang penting yang harus disampaikan berkenaan dengan akan dilaksanakannya Pemilu Legislatif pada tanggal 09 April 2014 mendatang. Tentu saja akan ada yang sedikit risih, risau ataupun sekedar mencibir. Tapi tentu juga akan ada yang sepakat setelah mengetahui mengapa saya harus menyampaikan ini lewat tulisan ini. Pertama karena saya tidak bisa menjumpai rekan-rekan satu demi satu, sementara pemilu akan segera berlangsung. Alasan berikutnya adalah saya sudah putuskan untuk mengambil peran aktif dalam momentum politik kali ini, karenanya saya hendak menyampaikan ini kepada mereka sebagai bahan pertimbangan ataupun alasan bagi kita untuk memilih di TPS beberapa hari yang akan datang. Alasan berikutnya karena saya kenal beliau (Drs. H. A. Gaffar Pattape) yang kini sedang berada dalam daftar Caleg untuk DPR RI. Sehingga bagi saya amatlah penting ikut mensosialisasikan tentang "Siapa Sosok Beliau" ini? dan "Mengapa Saya Memilih untuk (ikut) mendukung beliau secara langsung?'. Karenanya, sekali lagi ini menjadi penting untuk saya sampaikan. Dan sebelumnya saya akan berusaha jelaskan hal itu se-objektif mungkin, meskipun harus disadari ini berasal dari pandangan subjektif saya. Tapi saya akan ceritakan sesuai fakta yang saya dapatkan.

Bismillah. Saya mengenal Drs. H. A. Gaffar Patappe lewat Ayah, waktu itu saya masih duduk di bangku SMP. Saya berkunjung di Rumah Jabatan beliau bersama ayah. Beliau pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Pangkep (2000-2005). Ayah saya dekat dengan beliau lantaran Ayah sewaktu sekolah dulu pernah tinggal di rumah keluarga dari istri beliau (Puang Rana). Meskipun tidak ada hubungan keluarga, tapi saya merasa diperlakukan sebagai keluarga olehnya. Dan sepertinya ia melakukan itu kepada hampir semua orang yang dekat dengannya. Hal ini saya yakini dari banyaknya masyarakat dari Pangkep yang ikut bersama-sama berkunjung di kediaman beliau beberapa waktu lalu di Makassar. Orang-orang ini datang untuk silaturahmi dan menyatakan akan selalu menjadi pendukung setia beliau nanti. Yah, setidaknya saya melihat ucapan itu keluar dari bibir warga yang sudah cukup tua. Orang itu adalah penduduk dari warga Pulau di Pangkep yang rela menyebrang pulau untuk bertemu dngan beliau meskipun harus menantang ombak. Sehingga saya melihat bahwa kedatangannya itu tidak mungkin jika bukan karena sebuah ketulusan yang menggerakkan raganya yang sudah tua rentah itu. Dan orang tua seperti itu tak sedikit jumlahnya yang datang pada waktu itu. Wajah-wajah rentah yang memang tulus untuk bersilaturahmi pada sosok yang dianggap mereka baik.

Sampai disini tentu ini rekan-rekan menganggap peninilaian saya masih sangat subjektif. Karenanya saya akan perkenalkan siapa beliau ini. Laki-laki ini sebenarnya bukan orang pangkep asli. Beliau lahir di Kabupaten Bone dari keluarga bangsawan. Beliau datang ke Pangkep lantaran menikahi putri dari Karaeng Ma'rang (istrinya) dan memilih untuk menetap disana. Beliau memulai karir sebagai PNS di Pemerintahan Pangkep, mengabdi sekitar 32 tahun di daerah Pangkep dari jabatan terendah sampai akhirnya jadi Bupati. Yah, beliau telah mengabdi di Pangkep selama 32 tahun. Rentang waktu yang tentu tidak pendek nagi seorang yang bukan asli Pangkep. Tapi itu dilakukannya dengan baik. Terbukti bahwa selama menjabat Bupati sampai hari ini saya belum mendengarkan cerita yang buruk tentang beliau. Dan saksi nyatanya adalah pembangunan yang telah di lakukannya selama menjabat sebagai Bupati, sebut saja Kantor Daerah terbesar pada waktu itu, RSUD yang terbesar sampai pada pembangunan tempat wisata mattappa yang mengakibatkan banyak orang dari daerah lain datang mengunjungi wisata air di Mattampa itu. lalu, satu hal lagi yang patut diingat bahwa beliau meninggalkan jabatannya sebagai Bupati dengan meninggalkan dana APBD sampai puluhan milyar. Ini bagi saya satu indikasi bahwa masa pemerintahan beliau cukup baik sampai bisa meninggalkan APBD yang surplus. Padahal bsa saja dibuatkan laporan untuk kegiatan yang perlu agar uang tersebut bisa digunakan olehnya atau orang-orang di Pemerintahannya pada waktu itu. Seperti yang banyak kita temui saat ini, penghabisan Anggaran oleh hampir semua instansi pemerintahan agar tidak kembali ke kas APBD.

Barangkali masih belum cukup. Berikutnya mungkin sangat subjektif tapi ini berkenaan dengan suatu organisasi saya dulu. Waktu itu beliau bukan lagi Bupati. Saat itu 2010, saya didaulat sebagai Ketua Panitia untuk sebuah agenda Oragnisasi Daerah Kabupaten Pangkep. Saya ingin menceritakan ini karena bagi saya ini hal yang bisa kita jadikan sebagai pengingat akan apa yang pernah dilakukan beliau. Waktu itu saya meminta bantuan kepada beliau (hanya lewat telpon karena beliau sedang berada di Jakarta, nomor telpon beliau saya dapatkan dari Ayah saya). Hal sangan tidak biasa saya rasakan bahwa seorang yang seperti beliau meluangkan waktu menerima telpon dari nomor yang tidak dikenalnya dan dari orang yang belum dikenalnya. Singkat cerita waktu itu saya meminta tolong untuk menggunakan fasilitas Villa beliau yang ada di Malino untuk dipakai pada kegiatan oraganisasi daerah. Dan akhirnya dengan senang hati beliau menelpon petugas yang menjaga Villanya untuk memastikan bahwa itu tidak terpakai. Seingat saya waktu itu sudah ada yang mau 'booking' Villanya untuk dipakai tahun baru selama satu minggu. Tapi beliau katakan pada penjaganya untuk membatalkan itu dan memberikan fasilitas itu kepada kami. Wah, ini orang yang baik menurut saya pada waktu. Apalagi kami hanya komunikasi lewat telepon dan beliau rela membantu. Sungguh suatu bantuan yang diberikan lantaran kebaikan hati menurut saya. Pada waktu itu banyak teman-teman yang kemudian bisa meminjam Villa beliau setiap ada kegiatan. (Ini hal penting yang harus diingat).

Terakhir yang ingin saya sampaikan adalah apa yang dikatakan beliau inshaAllah ditepati. Ini terbukti atas ucapan beliau yang pernah bilang bahwa siapapun masyarakat Pangkep ataupun di luar Pangkep yang mengenal beliau, jika suatu ketika berada di Jakarta bisa menghubungi beliau dan beliau janji akan menjamunya dengan baik bahkan akan difasilitasi di hotel miliknya di Jakarta. nah, cerita ini berlangsung tahun lalu, tahun 2011. Saat itu saya mengikuti Latihan Kader (LKII) HMI di Jakarta. Saya tiba di Jakarta, dan sebelum pulang memang ada titipan ayah untuk bisa bertemu beliau disana. Akhirnya saya menghubungi beliau. Meskipun tiga hari baru ada balasan (karena beliau memang katanya sibuk, saat itu sidang paripurna di DPR sering diadakan), beliau mengundang saya datang ke rumahnya berbekal alamat. Saya akhirnya sampai dan dijamu dengan baik. Beliau buru-buru pulang dari Senayan saat saya hubungi bahwa saya akan ke rumahnya waktu itu. Dan satu lagi, di tahun 2013 kemarin saya juga bersama teman berkunjung ke rumah beliau. Tahun lalu ada Kongres HMI di Jakarta. Kami datang dan masih tetap sama, keramahan beliau menyambut kami bahkan kami diberi hadiah baju dan uang transport untuk balik ke lokasi Kongres. Meskipun hari itu kami tidak sempat nginap di rumah beliau padahal beliau meminta kami untuk menginap dulu. Yah, memang ini adalah saya yang mengalami. Tapi bukan hanya saya saja yang mungkin punya cerita berkunjung ke rumah beliau di Jakarta. Tapi memang bahwa setiap orang yang mengenalnya saat di Jakarta dan menghubungi beliau tentu akan dipanggil ke rumahnya untuk kemudian dijamu sebagaimana beliau memperlakukan kita sebagai keluarga.

Inilah beberapa alasan yang sempat saya tulis hari ini sebagai peran serta saya untuk terlibat dalam momentum politik hari ini. Tentu kita butuh orang-orang yang terbukti baik untuk bisa kita dukung di Parlemen daripada sekedar memberikan suara kepada orang yang tidak kita kenal apalagi kita tak pernah melihat (membuktikan) apa yang pernah dilakukannya untuk rakyat. Saya mendukung beliau, karena saya percaya!