Narasi Nurani

Sajak Sederhana; Untuk Perempuan yang Selalu Punya Cara Menyeretku Dalam Pusara Rindu

Kutulis sajak-sajak yang kurangkai dari imaji-imajiku tentangmu.
Bukan karena kau meminta sehingga kutulis ini.
Tapi karena sesuatu mendorongku untuk melakukannya.
Kau memang layak untuk aku titahkan pada bait-bait ini.
Bagiku ini prasasti yang secara tak sengaja kupersembahkan untuk mereka kelak.
Mungkin sederhana, tapi tahukah makna sederhana itu?
Sesuatu yang dianggap pantas dan tak perlu bersusah payah untuk mencari yang lain.
Sekali lagi, kau memang pantas dikisahkan.
Hingga bagiku tak cukup bait-bait ini untuk menjelaskanmu.
Bagaimana tidak, kau tak mampu terbatasi oleh imajiku.
Imaji-imaji saling berlarian, berkejaran jika kumulai memikirkanmu.
Karena kau selalu punya cara tersendiri yang menyedotku dalam sajak-sajak ini.
Dan meskipun selalu kutulis sajak-sajak untukmu.
Kau masih tetap lebih indah dari barisan bait-bait ini.
(11 november 2013, Kutulis sajak dalam bait yang kurangkai dari imajiku untuk perempuan yang selalu punya cara menyeretku ke dalam pusara rindu)…

0 komentar:

Posting Komentar