“Hai Bidadari Pagi!!!” sapaku padanya. Tersentak ia kaget seketika
mendengar suara yg tak asing baginya. Melihatku dengan amat tajam, jelas
ada kerinduan yg begitu dalam dari pancaran kedua matanya, segera
kutatap dengan mata yg sama, mengisyaratkan bahwa kerinduanku tak kalah
hebatnya dengan yg ia rasakan. “Kenapa bisa ada disini? bukankah kita
sedang menjalani hidup dalam bentangan jarak untuk beberapa waktu?,
kenapa kau datang padaku sekarang?” berbincang sambil ingin berlari
pergi meninggalkanku. Segera kuraih tangannya yg masih begitu lembut.
Kutahan ia untuk tidak pergi dariku, sambil kueratkan genggamanku,
kucoba yakinkan ia, “Tunggu, tidak usah takut! sekarang kita ada dalam
mimpi. Kita tidak sedang di alam nyata dimana kau tak ingin untuk
bertemu dulu. Ini hanyalah ruang-ruang fatamorgana yg sengaja aku
ciptakan. Lalu memanggil jiwamu untuk datang di taman ini. Ini tempat yg
aku buat, sengaja hanya untuk bisa melihatmu malam ini. KIta hanya
sedang di alam mimpi. Jangan khawatir!” kataku sambil menatapnya dalam.
“Benarkah? ini alam mimpi yg kau ciptakan dari imaji-imaji kerinduanmu?”
tanyanya masih tak percaya. “Iya, ini ruang rindu dari imajiku. Imaji
yg mampu aku wujudkan atas do’aku pada Tuhan.” kupertegas sekali lagi,
meyakinkannya agar tak segera pergi.
Ia tersenyum, aku tertikam. Semakin kurasakan kerinduanku. “Aku tak
ingin bangun lagi. Aku ingin tetap di ruang ini”, katanya dengan
pancaran mata yg tiba-tiba berubah. Terlihat ada kilauan dari sana yg
mencoba menitih. Segera kuraih, kusapu agar tak segerah jatuh.
“Jangan, kau harus tetap bangun. Di dunia nyata kau harus tetap
lanjutkan ini. Ada banyak yg harus kita wujudkan disana. Akupun akan
bangun dari mimpi ini. Aku akkan wujudkan bebrapa hal yg telah aku
janjikan padamu di dunia itu. Aku hanya memanggil jiwamu kesini
sebentar, hanya untuk melepaskan kerinduanku yg sungguh taak terperih.
Aku senang ada ruang rindu imai ini. Jadi setiap kali aku ingin
menjumpaimu cukup aku memanggil jiwamu untuk datang. Dan kita bisa
berteu disini. kau hany cukup untuk megingatku menjelang tidur dan
jiwamu akan sampai kesini dengan tuntunan cahaya yg aku berikan di
lorong-lorong impian itu.” (sambil kutunjuki lorong tempat dia datang
tadi.) “Iya, akau akan selalu mengingat menjelang tidurku” katanya
dengan lembut.”Baiklah, terimakasih. kalau begitu sekarang pergilah
menuju lorong itu untuk kembali terbangun. sekarang pun aku harus
pergi”. kuperintahkan padanya.Ia kemudian berlari menuju lorong itu, dan
dengan suatu tatapan dan senyuman dia tak terlihat lagi. Bidadari
pagiku yg datang bersama sejuknya embun pagi.Datanglah setiap kali
engkau terlelap dan mulai bermimpi di ruang rindu imaji yg sudah aku
buat ini.Setiap malam aku menunggumu disini, memanggil jiwamu dengan
kerinduanku.Hadapilah dunia kenyataan itu dengan kuat, karena suatu hari
kita takkan butuh lagi ruang rindu imaji ini untuk bertemu dalam mimpi.
Karena tak perlu lagi ada jarak dalam nyata yg memisahkan kita.
“Oiya, esok malam dan hari selanjutnya aku berdiri kembali disini.
Datanglah dengan senyum itu.”SELAMAT MALAM BIDADARI PAGI.”HAVE A NICE
DREAM!”
0 komentar:
Posting Komentar