Senin, 16 Desember 2013 | By: Unknown

"99 Cahaya di Langit Eropa, adalah cahaya dari Timur"

Film yang patut mendapat apresiasi positif atas sebuah karya yang mampu menyisipkan begitu banyak nilai edukasi di tengah maraknya film produksi dalam negeri yang mengekploitasi kehororan yang sebenarnya lebih kepada sensualitas. 99 Cahaya Di Langit Eropa, ini judul filmnya. Film yang mengambil latar cerita dari eropa yang membut kita banyak belajar tentang nilai ajaran dari islam itu sendiri.
Film yang berdurasi lebih dari dua jam ini menyimpan nilai makna mendalam tentang kehidupan umat islam yang ada di belahan dunia ini. Satu di antaranya adalah cerita yang bermula dari wina, Jerman benua Eropa ini.
'Hanum' adalah sosok yang bercerita dalam film ini. Ia adalah seorang perempuan muslimah dari Indonesia yang tinggal di Eropa atas alasan mendampingi 'Rangga' (suaminya) dalam studi program doktoralnya (jenjang strata  tiga) di Universitas yang ada di Jerman. Kehidupan yang dijalani Hanum sebelumnya dirasaknnya membosankan sebelum ia bertemu dengan 'Fatma Pascha' seorang perempuan muslimah berasal dari Turki yang juga seorang istri dari 'Salim' dan Ibu dari "Aesya' gadis kecil yang ternyata menderita kanker.
Dalam perjalanan kisah Hanum yang bertemu dengan Fatma membuatnya banyak belajar tentang hakikat dari ajaran islam itu sendiri. Cahaya yang di temukan di Eropa, cahaya yang membuatnya melihat dari sudut berbeda saat menjadikan dirinya sebagai orang yang mengikuti ajaran islam.
Hal yang menarik dari film ini adalah diangkatnya sejarah tentang Panglima militer dari Dinasti Ottoman yang berpusat di Turki, Kara Mustafa Pascha.Saya pun baru mendengar nama ini. Akhirnya saya menangkap dari film ini bahwa dia adalah panglima perang yang memimpin ekspansi ke Timur Eropa yang mengakibatkan perang dan kekalahan baginya dengan menumpahkan banyak darah dan nyawa manusia pada waktu itu. Seorang Panglima Perang yang mengangkat pedang untuk menumpahkan darah banyak manusia dengan menggunakan simbol agama. Dimana pada akhirnya bangsa eropa di wina menganggapnya mewakili islam secara umum yang mencintai perang dan pertumpahan darah. Padahal islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih, rahmat bagi seluruh alam.
Dalam penggalan cerita selanjutnya mengungkapkan ternyata Fatma Pascha adalah masih keturunan dari Kara Mustafa Pascha. Dimana saat mengunjungi museum ia menangis. Menangis karena ia ditakdirkan menjadi keturunan dari seorang Panglima Militer yang telah menumpahkan banyak darah dan mengobarkan perang. Dimana menyebabkan pandangan bangsa jerman (Wina) menganggap simbol agama yang dipakainya identik dengan kekerasan dan terorisme. Tapi, air mata itu bukan bentuk penyesalannya atas takdir tersebut melainkan dorongan baginya untuk memperbaiki apa yang telah menjadi kesalahan dari Panglima Militer itu. Yah, ia menjadi pribadi yang berakhlak dan menyebarkan islam dengan kedamaian. Hal ini bisa disaksikan dari penggalan cerita dimana ia membayarkan menu makan siang dua pemuda jerman yang sebenarnya telah menghina dirinya, agama dan bangsanya (turki). Jika menurut kita, adalah pantas dan sangat wajar baginya untuk membalas keburukan dua pemuda itu dengan hal setimpal. Tapi itu tidak ia lakukan lantaran ia memahami hakikat dari ajaran agama ini. Berakhlak mulia.
Sosok Fatma yang dikenal Hanum inilah yang pada akhirnya juga mengubah pemahaman Hanum terhadap ajaran agama yang mengutamakan akhlak mulia. Hanum akhirnya membalas tetangga kamarnya yang menjengkelkan itu dengan membuatkannya menu makan siang yangb berhasil dibuatnya sendiri. Perilaku ini akhirnya membuat tetangganya tersenyum dan menghormatinya.
Sosok yang lain adalah Rangga, seorang muslim yang tetap teguh menjaga ajaran agamanya di tengah budaya yang mungkin bagi beberapa orang akan sangat mudah untuk meninggalkan keyakinannya. Tapi tidak baginya. Ia tetap teguh dengan ajarannya itu dan menjalankannya.
Tak kalah dari ibunya, Aesya gadis kecil yang mengenakan kerudung akan menyentak hati bagi perempuan dewasa muslimah yang menyaksikan film ini oleh sikap gadis kecil ini yang memilih dengan teguh untuk mengenakan kerudung sebagai kewajiban untuknya sebagai perempuan.
Tak hanya Jerman yang menjadi latar belakang dari film ini, adalah Perancis yang menjadi satu negara di Eropa yang menjadi latar belakang film ini. Di Perancis dalam perjalanan Hanum beserta suaminya Rangga, Ia bertemu dengan Marion seorang perempuan Perancis yang menjadi muallaf ketika di Jerman dan menjadi sahabat Fatma. Marion perempuan yang tekun mencari jejak peradaban islam di negaranya perancis. Dalam cerita ini dijelaskan lagi satu tokoh yang dikenal dunia, Napoleon Bonaparte. Dalam cerita ini diungkapkan bahwa Napoleon memluk agama islam sebelum matinya. Hal itu didasarkan pada bangunan-bangunan monumental yang didirikannya pada sebuah jalan yang lurus yang diberi nama "Jalan Kemengan". Jalan ini membentuk garis lurus imajiner membentang ke timur yang jika diperpanjang akan tepat menuju satu titik bangunan monumental, fenomenal dan memiliki nilai spiritual bagi setiap muslim di dunia. Ka'bah, adalah bangunan yang menjadi kiblat bagi umat islam di dunia ini. Hal ini, barangkali bisa jadi bukti kalau memang Napoleon Bonaparte benar memeluk islam. (ini perlu dicari referensinya lebih jauh).
Terakhir, bahwa film ini memiliki nilai edukasi yang tinggi terhadap ajaran islam yang dianut sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sebagai sebuah film yang merupakan produksi anak negri maka ini layak untuk direkomendasikan untuk dinonton.
Sebagai sebuah kesimpulan bahwa film ini memberikan pelajaran akan makna "Akhlak" sebagai sikap yang diajarkan Tuhan melalui Nabinya. Dan menyampaikan kepada manusia bahwa islam adalah agama yang damai yang penuh cinta kasih.Rahmat bagi seluruh Alam. Tidak seperti Kara Mustafa Pascha yang telah menjadi Tokoh yang disimbolkan (dikaitkan) dengan ajaran islam yang telah dengan tega mengankat pedang, mengobarkan perang, menumpahkan darah dan merenggut nyawa manusia. Bukan seperti hal demikian yang harus kita tonjolkan sebagai umat muslim di mata dunia (manusia) agar tidak lagi dinilai sebagai teroris. Dikarenakan agama ini adalah berasal dari Tuhan yang penuh cinta kasih dan sayang. "Bismillah ar rahman ar rahim"  (Dengan Dia disebut (nama) Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang), menurut saya sudah cukup untuk meberikan pengertian betapa Tuhan mencitai kasih dan sayangnya. Lalu bagaimana mungkin kita akan berfikir untuk menumpahkan darah yang lain dengan mudah.
Berakhlah sebagaimana akhlak Tuhan, akhlak para Nabi. 
99 Cahaya Di Langit Eropa, adalah Cahaya dari Timur. Seberkas cahaya dari manusia-manusia suci yang telah mencontohkan ajaran islam menjadi cahaya yang telah melalui lorong-lorong waktu menembus pekat dan gelapnya sejarah. Ia menjadi berkas cahaya yang memancarkan kedamaian dan rahmat bagi sekalian Alam.
Jadilah cahaya-cahaya. Tak hanya di eropa tapi di seluruh benua.
---Jadilah Agen Islam yang menyebarkan senyum dan kedamaian---

0 komentar:

Posting Komentar