Rabu, 18 Desember 2013 | By: Unknown

Bahasa Hati, Itu yang Utama

Mungkin orang yang baru bertemu dengannya akan menganggap ia memiliki kekurangan dan tidak menjalani hidup normal seperti manusia lainnya. Beliau memang mengalami gangguan pada saraf lidahnya hingga tak mampu menggerakkannya dengan baik yang mengakibatkannya tak bisa melafalkan apa yang ingin disampaikannya secara verbal layaknya manusia pada umumnya. Cerita yang saya dengar dari orang-orang terdekatnya, bahwa beliau pernah mengalami sakit semasa kecilnya yang mengakibatkan demam tinggi dan bahkan itu hampir merenggut nyawanya, tapi alhamdulillah Tuhan lebih menyayanginya untuk hidup, untuk bertemu dan menyayangimu atau tepatnya menunjukkan bagaimana kasih sayang dari seorang manusia yang dianggap memiliki kekurangan. Dan karena sakit itulah sepertinya yang telah memberikan gangguan pada saraf lidahnya sehingga tak mampu fasih berbicara layaknya manusia pada umumnya.
Meskipun beliau tak mampu melafaskan dengan baik apa yang ingin disampaikannya, tapi orang-orang terdekatnya selalu tahu apa yang hendak disampaikannya. Toh, bahasa itu memang sifatnya absurd. Bisa menggunakan perbendaharaan kata apa saja, yang jelas dan yang utama adalah makna yang ingin disampaikannya itu tersampaikan. Jadi bagi saya, tak perlu dengan kata-kata yang mampu disampaikan dengan verbal sangat baik yang jelas maknanya bisa kita mengerti. Sederhana dan tersampaikan, itu saja yang penting. Lagian, barangkali banyak yang justru dengan kemampuan verbal yang baik untuk dilafalkan malah mengucapkan kata-kata yang cenderung kasar dan menyakiti hati yang lain, atau bahkan sangat tidak layak diucapkannya karena kata-katanya kadang tak memiliki makna apa-apa selain teramat buruk mempengaruhi orang lain.  Jadi, yah sampai disini saya mulai berfikir bahwa Tuhan memang sengaja untuk membuatnya tidak mampu berucap denga lafal verbal layaknya manusia kebanyakan, tapi di lain sisi Tuhan telah menjaganya dari ucapan yang buruk untuk dikatakan, lalu Tuhan memberikannya kemampuan yang lain untuk menggunakan bahasa hati dalam menyampaikan maksudnya.
Yah, bahasa hati itulah yang selalu ditangkap dari beliau. Kalau kita memahami bahasa itu adalah sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan makna, maka saya katakan bahwa bahasa beliau telah mampu menyampaikan betapa sayangnya ia dengan orang-orang yang berada di sisinya, termasuk kamu, perempuan yang kusayangi sekarang.
Bagaimana tidak, katamu beliau adalah satu diantara orang-orang yang begitu menyayangimu. Beliau adalah perempuan yang menjadi ibu kedua buatmu. Beliau selalu saja menganggapmu anak kecil, bahkan sampai sekarang setelah kamu menganggap dirimu sudah cukup besar untuk berfikir tentang banyak hal. Tapi toh di mata beliau kamu tetaplah anak kecil yang begitu disayanginya.  Seperti katamu, untuk melakukan tugas-tugas dapur (yang biasa dilakukan oleh seorang perempuan seumuranmu) misal memasak, membersihkan piring kotor, menyapu dan beberapa pekerjaan yang lain tak pernah dibiarkan oleh beliau untuk kamu lakukan jika sedang bersamanya.
Memang sih di lain sisi kamu merasa selalu diperlakukan anak kecil olehnya, tapi bagi saya itu adalah sebuah tanda sayangnya yang abadi buatmu. Yah, saya bilang abadi karena tak lekang oleh waktu, waktu tak mengubah rasa sayangnya padamu. Seperti yang kamu bilang, beliau mulai menyayangimu semasa masih kecil dimana kamu bertumbuh dibawah kasih sayang beliau dan sampai sekarangpun beliau meyayangimu sebagai anak kecil baginya. Itulah tanda sayang abadi yang disampaikan beliau lewat bahasa hati, yang meskipun tak pernah disampaikannya dengan lafal verbal selayaknya manusia normal lainnya. Tapi saya mengerti akan betapa dalamnya beliau meyanyangimu.
(Semoga beliau selalu berada dalam lindungan Tuhan, sebagaimana Tuhan telah melindunginya dari kata-kata buruk yang tidak perlu ia ucapkan)
---Bahasa Hati lebih termaknai daripada bahasa verbal sekalipun dengan retorika terbaik yang pernah diucapkan manusia. Karenanya bahasa hati adalah makna yang tak perlu diucapkan dengan kata tapi pembuktian ketulusan---

*Tulisan ini terinspirasi dari seorang perempuan yang menyayangi dengan ketulusan.

0 komentar:

Posting Komentar